“Bertaqwa = Bermanfa’at”
Tulisan: Ruli Mustafa (Kompasiana)
Seringkali
orang mengucapkan kata taqwa, tapi yang menarik, terminologi taqwa ini
ternyata tak putus di satu dua kalimat, Taqwa teramat luas dan tinggi
maknanya, Bahkan Allah pun memberikan beragam
karakteristik khusus bagi tingkatan ketaqwaan seseorang. Orang yang
memperoleh derajat ketaqwaan disebut Muttaqin, dan itulah
kedudukan tertinggi derajat kemanusiaan - gelar para kekasih Allah.
Karenanya yang menjadi pembeda manusia satu dengan yang lainnya di muka
bumi ini bukanlah yang tampak kasat mata secara fisikal, melainkan
kualitas taqwanya di mata Allah Ta’ala.
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat 13)
Taqwa adalah sebaik baik bekal :
“…Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS Al Baqarah 197)
“…Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa,” (QS An Nahl 30)
Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun mulianya seseorang di akhirat karena taqwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi. (Ma’alimut Tanzil, 7: 348)
Di
awal Qur’an surat Al Baqarah, Allah memberikan petunjuk bagi kita
tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa. Salah satu diantaranya adalah
mereka yang menafkahkan rezeki yang dianugrahkan kepadanya
di jalan Allah. “Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka
yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan
sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” (QS Al Baqarah
1-3). Taqwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah
dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya;
tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti lain dari taqwa
adalah: 1. Melaksanakan segala perintah Allah. 2. Menjauhkan diri dari
segala yang dilarang Allah (haram) 3. Ridho (menerima dan ikhlas) dengan
hukum-hukum dan ketentuan Allah.
Definisi taqwa yang sering di jelaskan oleh para ulama adalah Imtisal al-awaamir Wajtinabu al-Nawahi
(melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi segala
larangan-Nya). Seperti yang diungkapkan oleh Imam Hasan Al-Bashri bahwa
taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, serta
menunaikan apa yang diwajibkan-Nya. Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengartikan
taqwa dapat di raih oleh orang-orang yang mampu menjadikan tabir penjaga
antara dirinya dan neraka. Pandangan ini secara tidak langsung
menyatakan bahwa orang yang bertaqwa tahu hal-hal apa sajakah yang
menyebabkan Allah murka dan menghukumnya kelak di neraka.
Namun menurut saya yang paling menarik adalah penjabaran tanda-tanda orang yang bertaqwa yang terdapat dalam Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imran 133-135 :
Namun menurut saya yang paling menarik adalah penjabaran tanda-tanda orang yang bertaqwa yang terdapat dalam Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imran 133-135 :
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa”. (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.
Jadi ada 5 (lima) ciri utama orang yang masuk kategori Taqwa :
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.
Jadi ada 5 (lima) ciri utama orang yang masuk kategori Taqwa :
1. Tetap berinfaq dikala berpunya maupun tidak, baik di saat senang maupun susah.
2. Mampu untuk tidak marah, meskipun hal itu bisa ia dilakukan.
3. Memaafkan orang lain tanpa syarat apapun
4. Selalu berbuat baik
5. Selalu menyadari jika bersalah/berdosa dan segera bertaubat serta tidak mengulangi kembali perbuatan dosanya.
Perhatikanlah
bahwa empat dari lima (80 persen) tanda orang bertaqwa itu langsung
terkait dengan KESALEHAN SOSIAL (1 s/d 4), sementara hanya satu atau 20
persen saja (no 5) yang berhubungan dengan KESALEHAN INDIVIDUAL.
Artinya ?, orang yang berTaqwa jelas adalah orang yang paling banyak manfaatnya buat orang lain—-
Sabda Nabi SAW “ Khairunnas anfa‘uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (HR Ahmad dan Thabrani)
Oke kan ?…. Nah, bagaimana dengan kita ?….
Artinya ?, orang yang berTaqwa jelas adalah orang yang paling banyak manfaatnya buat orang lain—-
Sabda Nabi SAW “ Khairunnas anfa‘uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (HR Ahmad dan Thabrani)
Oke kan ?…. Nah, bagaimana dengan kita ?….