“Sebuah pengantar tarbiyah anak”
Siapapun diantara kita, jika kita merupakan orang tua dari anak-anak kita
Maka kita perlu berpikir, tentang bagaimana menjalankan tugas keayahbundaan (parenting),
Yakni
agar ketika kita mengasuh, membesarkan, dan mendidik mereka, kita juga
merangsang inisiatif-inisiatif mereka, mendorong semangat mereka,
menunjukan penerimaan yang tulus, dan memberi perhatian yang hangat,
atas setiap kebaikan yang mereka lakukan.
Sebab anak lahir dengan dorongan berbuat baik
Ia mencintai kebaikan dan secara naluriah ingin menjaga diri dari keburukan.
Tetapi pada saat lahir, mereka belum bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan…
Disinilah kita sebagai orang tua jangan sampai salah
Memberi tepuk tangan pada keburukannya, sementara saat mereka berbuat baik kita justru mengabaikannya..
Hanya gara-gara berbuat baik di waktu yang tak tepat
Mata kita melotot, dan memberi pesan dilengannya dengan cubitan yang membuatnya menangis.
Padahal yang harus kita lakukan adalah, memuji itikad baiknya dan meluruskan tindakannya dengan nasehat.
Bukan memarahinya dan menyalah-nyalahkanya…
BUKAN KAH NIAT YANG BAIK SUDAH DIHITUNG SEBAGAI KEBAIKAN?
Sementara niat yang buruk tidak dihitung sampai benar-benar dilakukan !!
Dalam buku The Learning Revolution, Buckminster Fuller sebagaimana di kutip Dryden dan Vos mengatakan
“Setiap anak terlahir Genius, tetapi kita menghapus kegeniusan mereka dalam enam bulan pertama”
Kegeniusan mereka hilang terbang akibat sikap kita yang salah
Lihatlah….!!!
Setiap bayi lahir dalam keadaan antusias dan optimis !!!
TIDAK ADA BAYI YANG TERMENUNG SEDIH SETELAH GAGAL MERANGKAK !!!
Kalaupun
mereka menangis, itu adalah bahasa verbal keadaan mereka yang belum
bisa bicara, disebabkan mungkin mereka lapar, haus, atau sakit perut
umpamanya…
Setalah tangis mereka reda, wajah mereka kembali CERIA menunjukan sikap optisme dan semangat yang menyala-nyala..!
Tapi kebanyakan kita tak menyadari ini
Optimisme itu kita matikan dalam dua tahun pertama usia mereka
Dua tahun yang tak mungkin kembali lagi….!
Sehingga fase selanjutnya kita sendiri yang kerepotan melihat tingkah anak kita…..
Mengapa ini bisa terjadi?
Jawabnya..
Al-ilmu qobla al-amal
Ilmu itu mendahului amal
Dan kebanyakan orang tua bertindak tanpa ilmu
Inilah kunci penyebab itu semua…
Itu yang pertama!
Yang kedua
Masa’il qolbiyyah (urusan hati) kita yang tak terurus
Banyak orang tua dalam keadaan LAPAR RUHANI disaat mereka harus mengenyangkan ruhani anak-anaknya…..
Bayangkan Misalnya kita menginginkan anak kita bisa membaca Alquran atau Iqra
Semantara kita sendiri tak bisa membaca Al Quran
Atau menginginkan anak kita gemar Sholat
Sementara kita sendiri sholatnya bolong-bolong
Menginginkan anak kita dari kecil gemar memakai jilbab
Sementara ibunya sendiri transparan dengan pakaian jahiliah…
Sungguh sesuatu yang ironis
AGAR MEREKA MENJADI BERKAH BAGI ZAMANNYA
Parade
orang-orang Sholeh dari generasi pertama umat islam, selalu diisi
dengan pembentukan diri dari keluarga yang sadar akan pendidikan anak.
Tugas Keayahbundaan sudah mereka lakukan semenjak jauh sebelum anak itu lahir
14
Abad lalu Rasulullah saw, telah mengingatkan faktor utama memilih istri
adalah agamanya yang baik, Rasulullah saw juga memberikan panduan tentang
nama-nama yang BAROKAH yang harus melekat pada diri setiap muslim,
disamping itu selanjutnya rasulullah saw juga mencontohkan betapa beliau
amat kasihnya kepada anak-anak, dan mengecam orang tua yang tak
memiliki sifat penyayang kepada anaknya, Islam lewat Lisan nabi kita
saw, juga memberikan tenggat waktu usia 10 tahun jika anak kita masih
bolong-bolong sholatnya atau tak melaksanakan sholat orang tua boleh
memukulnya
Dan inilah yang harus kita lakukan
Menyiapkan
ilmu, mengisi ruhiyah kita, baru setelah itu menjabarkan dalam tarbiyah
di keluarga kita, dengan membentuk PRIBADI-PRIBADI MUSLIM YANG SHOLEH.
Kita
harus mempersiapkan mereka untuk zamannya, bukan zaman kita, dan
persiapan itu sejak dini sejak kita belum berkeluarga….persis perkataan
Imam Syafie, ketika beliau ditanya kapan mulai mendidik anak…
Jawab Imam Syafie…
“Sejak aku belum berkeluarga,dengan memilihkan Ibu yang baik buat mereka", jawab Imam Syafie.
Inilah yang harus kita lakukan…
Agar anak-anak kita MENJADI BERKAH BAGI ZAMANNYA….
Dan keberkahan itu ukurannya adalah ANAK YANG SHOLEH…!!
sumber: http://idadanhamzahalmubarok.com/artikel/read/agar_mereka_menjadi_berkah_bagi_zamannya/