Pages - Menu
Pages
Mar 29, 2013
Manfaat Berteman Dengan Teman Yang Berakhlak Baik
********
’Teman bergaul dan lingkungan yang Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan bisa terus istiqomah. Sebelumnya bisa jadi malas-malasan. Namun karena melihat temannya tidak sering tidur pagi, ia pun rajin. Sebelumnya menyentuh al Qur’an pun tidak. Namun karena melihat temannya begitu rajin tilawah Al Qur’an, ia pun tertular rajinnya.
Perintah Agar Bergaul dengan Orang-Orang yang Sholih
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Ali ’Imran: 101).
Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)." (QS. At Taubah: 119).
Mar 28, 2013
Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
Keutamaan Sifat Tawadhu
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.(QS Al-Furqan,25: 63)
Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa[1138], maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (QS Al-Qashash: 76)
Mar 14, 2013
Pentingnya menjaga waktu
Petuah Ulama, Pentingnya Menjaga Waktu
********
Inilah nasehat berharga dari para ulama kita. Sungguh di zaman ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia.
Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat Allah. Padahal kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sangat singkat, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan.
Pada tulisan kali ini, kami akan menyajikan perkataan-perkataan ulama terdahulu mengenai pentingnya menjaga waktu. Semoga dengan merenungkan nasehat para ulama berikut, kita dapat menjadi lebih baik dan tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan waktu.
Ketahuilah bahwa Engkau Seperti Hari-harimu
Hasan Al Bashri mengatakan,
ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.”[1]
Waktu Pasti akan Berlalu, Beramallah
Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri,
إنما أنت أيام معدودة، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل.
“Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah.”[2]
Waktu Bagaikan Pedang
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,
صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك
“Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”
Jika Tidak Tersibukkan dengan Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-sia
Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas, “Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain:
ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل
Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”[3]
Waktu Berlalu Begitu Cepatnya
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung).
Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”
Kematian Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu
Lalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.”[4]
Janganlah Sia-siakan Waktumu Selain untuk Mengingat Allah
Dari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya. Lalu dia berkata pada kami, ‘Bertasbihlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang dia tunjuk. Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami, ‘Bertakbirlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami.”[5]
Ya Allah, mudahkanlah kami selaku hamba-Mu untuk memanfaatkan waktu ini dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian. Amin Yaa Mujibas Saailin.
Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat bagi hati yang ingin terus disirami.
Referensi :
[1] Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi
[2] Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah
[3] Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah
[4] Al Jawabul Kafi, 109
[5] Az Zuhud li Ahmad bin Hambal, 3/321, Asy Syamilah
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber : rumaysho.com
Mar 13, 2013
Kenapa Marah Tidak Baik?
********
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.”
Mar 12, 2013
Kok Percaya Zodiak Bintang?
********
“Kamu lahir bulan apa?”, kata seorang remaja kepada temanya. Temanya pun menjawab “21 Mei..” oo berarti, bintangmu gemini ya. Tahu tidak, minggu ini kamu akan tertimpa musibah kalau tidak percaya lihat saja zodiakmu di majalah itu” katanya. “Masa’ sih? Iya...ya...”
Fenomena di atas seringkali terjadi di kalangan remaja islam yang ada di negeri ini. Membaca zodiak yang ada pada majalah-majalah remaja umumnya untuk mengetahui masa depan yaitu apa-apa yang akan mereka alami minggu ini. Apakah hal ini dibenarkan dalam pandangan syari’at islam?
Mar 11, 2013
Pentingnya Belajar Bahasa Arab, Bahasa Islam
Bahasa Arab Bahasa Islam
Penulis: Ummu ZiyadMuroja’ah: Ustadz Aris Munandar
Kemuliaan Bahasa Arab
Tahukah engkau saudariku, keutamaan bahasa arab sangatlah banyak. Sebagaimana perkataan Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2, yang artinya,
“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkan.”
Ia berkata, “Yang demikian itu (bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab) karena bahasa arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada Rasul yang paling mulia (yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam) dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia di atas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al-Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surat Yusuf)
Bahasa Penduduk Surga
Suatu saat terjadi percakapan di antara seorang ustadz dan seorang pria.
A: Ustadz, katanya bahasa surga itu bahasa arab ya?
B: Katanya begitu pak… tapi haditsnya dho’if.
Tahukah engkau saudariku, memang banyak kita dengar perkataan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang digunakan di surga. Namun ternyata tidak ada hadits shahih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang masalah ini sebagaimana dinyatakan Abu Shuhaib al-Karami yang mentahkiq kitab Mukhtashar Hadi al-Arwah karya Ibnu Qayyim Al-Jaujiyyah. Namun banyak atsar salaf yang menguatkan hal ini (bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab). Wallahu a’lam bi shawab.
Mar 5, 2013
7 Keutamaan Menghafal Al-Qur`an di Akhirat
Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)
Dari Abdillah bin Amr bin 'Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur'an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
Mar 4, 2013
6 Keutamaan Menghafal Al-Qur`an di Dunia
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur'an,"Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur'an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, 'Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat'" (HR. Bukhari)
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari dan Muslim)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur'an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an. Rasul mendahulukan pemakamannya. "Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari)
Mar 3, 2013
40 Keutamaan Menghafal Kitab Suci Al-Qur'an
- Ridho Allah
- Akan menjadi penolong (syafaat) bagi penghafalnya
- Benteng dan perisai hidup
- Pedoman dalam menjalankan kehidupan
- Nikmat mampu menghafal AlQuran sama dengan nikmat kenabian
- Kebaikan dan berkah bagi penghafalnya
- Rasulullah sering mengutamakan yang hafalannya lebih banyak (Mendapat tasyrif nabawi)
- Para ahli Quran adalah keluarga Allah yang berjalan di atas bumi
- Dipakaikan mahkota dari cahaya di hari kiamat yang cahayanya seperti cahaya matahari
- Kedua orang tuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tak dapat ditukarkan dengan dunia dan seisinya
- Kedudukannya di akhir ayat yang dia baca
- Tiap satu huruf adalah satu hasanah hingga 10 hasanah
- Allah membolehkan rasa iri terhadap ahlul Quran
- Menjadi sebaik-baik manusia
- Kenikmatan yang tiada bandingannya
- Ditempatkan di syurga yang tertinggi
- Akan menjadi orang yang arif di syurga kelak
- Menjadi pengingat akan kebesaran Allah
- Menghormati penghafal Quran berarti mengagungkan Allah
- Hati penghafal Quran tidak akan disiksa
- Lebih berhak menjadi imam sholat
- Dapat memberikan syafaat pada keluarganya
- Bekalan yang paling baik
- Menjadikan baginya kedudukan di hati manusia dan kemuliaan
- Ucapan pemiliknya selamat dan lancar berbicara
- Ciri orang yang diberi ilmu
- Membantu daya ingat
- Penghafal Quran tidak pernah terkena penyakit pikun
- Mencerdaskan dan meningkatkan IQ
- Menambah keimanan
- Mengetahui ilmu agama dan ilmu dunia
- Menjadi hujjah dalam ghazwul fikri saat ini
- Menjadi kemudahan dalam setiap urusan
- Menjadi motivator tersendiri
- Pikiran yang jernih
- Ketenangan dan stabilitas psikologis
- Lebih diterima bicara di depan publik
- Menerima kepercayaan orang lain
- Penghafal Quran akan selalu mendapat keuntungan dagangan dan tidak pernah rugi
- Menyehatkan jasmani (seperti yang diteliti oleh Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh,
Mar 2, 2013
Hukum Dari Penghafal Alquran
Al Juwaini menjelaskan hal ini dengan mengatakan bahwa maksudnya kemutawatiran [jumlah yang banyak] bagi para penghafal al Quran tidak boleh terputus sehingga al Quran terjaga dari penggantian dan pengubahan. Sehingga jika di tengah tengah umat telah dijumpai penghafal al Quran dalam jumlah yang mutawatir maka hukum wajib ini telah gugur dari yang lain. Namun jika jumlah tersebut belum terpenuhi maka semua umat Islam dosa karenanya.
sumber: http://ustadzaris.com/hukum-penghafal-alquran
Mar 1, 2013
Agar Mereka Menjadi Berkah bagi Zamannya
Siapapun diantara kita, jika kita merupakan orang tua dari anak-anak kita
Maka kita perlu berpikir, tentang bagaimana menjalankan tugas keayahbundaan (parenting),
Yakni agar ketika kita mengasuh, membesarkan, dan mendidik mereka, kita juga merangsang inisiatif-inisiatif mereka, mendorong semangat mereka, menunjukan penerimaan yang tulus, dan memberi perhatian yang hangat, atas setiap kebaikan yang mereka lakukan.
Sebab anak lahir dengan dorongan berbuat baik
Ia mencintai kebaikan dan secara naluriah ingin menjaga diri dari keburukan.
Tetapi pada saat lahir, mereka belum bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan…
Disinilah kita sebagai orang tua jangan sampai salah
Memberi tepuk tangan pada keburukannya, sementara saat mereka berbuat baik kita justru mengabaikannya..
Hanya gara-gara berbuat baik di waktu yang tak tepat
Mata kita melotot, dan memberi pesan dilengannya dengan cubitan yang membuatnya menangis.
Padahal yang harus kita lakukan adalah, memuji itikad baiknya dan meluruskan tindakannya dengan nasehat.
Bukan memarahinya dan menyalah-nyalahkanya…
BUKAN KAH NIAT YANG BAIK SUDAH DIHITUNG SEBAGAI KEBAIKAN?
Sementara niat yang buruk tidak dihitung sampai benar-benar dilakukan !!
Dalam buku The Learning Revolution, Buckminster Fuller sebagaimana di kutip Dryden dan Vos mengatakan
“Setiap anak terlahir Genius, tetapi kita menghapus kegeniusan mereka dalam enam bulan pertama”